Asih 2 (2020) 8.860

8.860
Trailer

Nonton Film Asih 2 (2020) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Asih 2 2020 – Pada ulasan untuk Danur (2017), saya menyebut bahwa filmnya bagai eksperimen seputar “Berapa banyak ekspresi mengerikan yang mampu Shareefa Daanish perlihatkan?”. Tiga tahun berselang, franchise-nya sudah mempunyai lima film, termasuk dua spin-off bagi Asih yang diperankan Shareefa. Di Asih 2, sang hantu rupanya mendapat upgrade. Selain jago nampang, sekarang Asih mampu mengeluarkan suara memekakkan yang niscaya membuat para vokalis band screamo minder, sementara di bangku penonton, saya mengkhawatirkan keselamatan gendang telinga.

Masih ingat pasutri Andi (Darius Sinathrya) dan Puspita (Citra Kirana) dari film pertama? Keduanya kembali muncul. Yah, setidaknya dalam beberapa menit awal, karena Asih langsung menghabisi, kemudian menculik bayi mereka. Beberapa tahun berselang, seorang dokter bernama Sylvia (Marsha Timothy), kedatangan pasien seorang gadis cilik (Anantya Rezky) yang tertabrak mobil. Dia tidak punya keluarga, dan diyakini hidup sendirian di tengah hutan. Teringat puterinya yang meninggal akibat kecelakaan empat tahun lalu, Sylvia memutuskan mengadopsi bocah itu dan menamainya Ana, meski sang suami, Razan (Ario Bayu) sempat menentang.

Download Film Asih 2 (2020) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Asih 2 2020 – Tapi merawat Ana tak semudah itu. Selain tidak bisa bicara, ia kerap tertawa sendiri, juga bersikap aneh. Ya, Ana adalah bayi Andi dan Puspita yang diculik Asih. Sebagai hantu narsis yang gemar memasang ekspresi-ekspresi ajaib, pastilah Asih cemburu melihat perhatian Sylvia kepada Ana. “ANAK SAYAA!”, begitu teriaknya berulang-ulang, dengan suara yang tidak kalah menusuk dibanding feedback dari sound system di acara kumpul-kumpul desa. Tentu Sylvia tidak mau kalah, sehingga menghasilkan klimaks di mana kedua karakter secara bergantian meneriakkan, “ANAK SAYAAAA!!!” berulang kali sambil menarik-narik tangan si bocah, seperti dua ibu-ibu komplek tengah berebut sisa cabai di tukang sayur. Mungkin di akhirat, Puspita juga ikut berteriak, “ANAAAAK SAYAAAA!!!!”.

Masih setia menulis naskah sejak Danur adalah Lele Laila. Melanjutkan pendekatan di Asih, teror film ini pun digerakkan secara bertahap cenderung lambat. Menginjak satu jam pertama, barulah Razan berkonfrontasi langsung dengan Asih. Niatnya untuk tidak menghasilkan tontonan yang cuma diisi jump scare mungkin baik, namun lebih baik lagi jika sang penulis coba menjalin cerita mumpuni. Karena praktis, filmnya kosong. Nihil misteri, kecuali kalau anda menganggap kebingungan Sylvia soal lirik lagu Indung Indung (apakah “di udik” atau “diusik”?) sebagai misteri. Saya juga dulu pernah kebingungan memahami lirik di reff lagu Kau Auraku, tapi tidak menganggapnya sebagai misteri. Daripada soal lagu, saya lebih penasaran, mengapa karakternya kadang menyebut diri sebagai “aku”, namun di waktu lain memakai “saya”.